Away In The Silence | Chapter 6 – The Six Of Fight

Kening Seo Joon mengerut, pertanda jika pria itu tengah berpikir keras. Sementara otaknya bekerja lebih dari biasanya, berbeda dengan matanya yang tengah mengamati Ji Won tertidur pulas disampingnya. Pikirannya melayang mengingat percakapan Ji Yeong dan dirinya tadi sore, percakapan yang membuat perasaannya menjadi gugup.

“Seo Joon-ah, kalian sedang tidak berkencan bukan?”

Seo Joon mungkin bisa saja menjawab ‘Ya, kami sedang berkencan’ tapi ia urungkan karena menghormati Ji Yeong sebagai kembaran Jong Hyun dan kakak Ji Won.

“Memangnya kenapa?”

Ji Yeong meletakkan minumnya, menatap wajah calon adik iparnya itu. Ia tidak akan bersikap santai seperti ini jika suaminya tidak memberi tahu bahwa Appa mereka akan mengenalkan seseorang pada Ji Won.

“Hae Jin memberitahuku, minggu kemarin saat dia dan Appa makan siang. Ji Won akan dikenalkan pada seseorang..”

Seo Joon terdiam, “Lalu?”

“Kurasa Appa akan menjodohkan Ji Won dengan salah satu anak dari koleganya, aku sendiri belum tahu yang mana kolega Appa yang akan dijodohkan. Tapi menurut Hae Jin, dia seorang yang sangat pintar.”

Seo Joon kembali terdiam, ia mengerti jika Appa Ji Won sangat menyayangi putri bungsunya lebih dari apapun.

“Seo Joon-ah, adikku memang tidak memiliki teman pria selain kau saja. Pria yang ia kenal dalam hidupnya hanya Appa, Jonggie, Jong Hyun, Hae Jin dan kau. Aku tidak tau apa kau menyukai adikku atau tidak, tapi sesungguhnya aku menolak rencana Appa.”

Mendengar kalimat terakhir Ji Yeong, membuat hati Seo Joon mencelos. Ia bernafas dengan lega, tidak saat 5 menit yang lalu.

“Aku mencintainya.”

Ji Yeong kini terdiam dalam pengakuan Seo Joon, ia benar-benar terkejut dengan ucapan sahabat adik kembarnya itu.

“Aku mencintai Ji Won sejak pertama kali kami bertemu, saat melihat ia sedang menangis aku semakin mencintainya. Sayangnya…” Seo Joon menatap jauh Ji Won yang tengah tertawa riang dengan Hae Jin yang sudah pucat, “Adikmu itu sangat sulit membuka hatinya.” Ucapnya dramatis, membuat Ji Yeong mau tidak mau tertawa.

Ne, adikku seperti itu karena pemikiran seseorang yang dijauhi temannya.”

Ye, aku tahu. Jika dulu aku sekolah yang sama mungkin aku bisa melindunginya lebih banyak.”

Ji Yeong tersenyum, sedikit mengusap perutnya karena kini ia mulai lapar. “Tapi kau berhasil menjadi orang yang dekat dengannya sejak kalian sama-sama kuliah bukan? Ji Won bahkan terlalu bergantung padamu.”

Seo Joon tersenyum, Ne, haruskah aku langsung melamarnya? Seperti Hae Jin hyung ketika melamarmu?”

Ji Yeong tersenyum malu, “Boleh aku memberi saran?”

“Tentu.”

“Aku akan membantumu menghadapi Appa, bagaimana?”

Jinja?”

“Tentu, adik ipar.”

Seo Joon kembali tersenyum, tangannya tergerak untuk menyingkirkan helaian rambut yang berada di pipi Ji Won. Memperhatikan kembali wajah wanitanya ini tertidur, hal yang sudah menjadi kegiatan favoritenya.

Ia kembali memikirkan ucapan Kim Jong Woon beberapa jam yang lalu.

“Seo Joon-ssi, bagaimana jika kita mengobrol sambil main catur?” Ajak Jong Woon, ketika Seo Joon mengantarkan Ji Won sampai rumah.

“Appa…” rengek Ji Won mencoba merayu Appanya untuk tidak mengetes Seo Joon terlalu jauh.

Wae?” Jawab Jong Woon cepat, dibelakangnya Eomma hanya tersenyum menenangkan sang putri.

“Ji Won-ah, bagaimana jika kamu menemani Eomma eoh?” Ajak Eomma.

“Tapi eomma…” Ji Won pada akhirnya pasrah mengikuti perintah Eomma. “Appa…” panggilnya, “Kalian tidak boleh menyentuh alkohol sedikitpun! Awas jika kalian melanggarnya…” pinta Ji Won dengan sedikit ancaman lalu pergi meninggalkan kedua pria tersebut.

Aigoo~ putriku sudah sangat dewasa rupanya.”

Seo Joon tersenyum mengiyakan, ia lalu mengikuti Tuan Kim menuju ruangannya. Mengeluarkan papan catur dan merapihkan pion-pion sesuai urutannya.

“Kau mau minum white wine?” Tawar Tuan Kim.

Aah, ye Abeoji.”

Seo Joon menahan nafas untuk meringankan debaran jantungnya yang meningkat, ia ingat larangan Ji Won mengenai alkohol. Tapi, mungkin sedikit anggur yang ditawarkan oleh Tuan Kim bisa mengurangi rasa gugupnya.

“Silahkan.” Tawar Tuan Kim menarug gelas berisi anggur putih dihadapan Seo Joon.

Ah ye, gamsahamnida abeoji.”

Keduanya duduk berhadapan, mencoba memulai olahraga yang mengasah otak itu. Sepuluh menit dalam keheningan membuat Tuan Kim mengantuk, tidak ingin suasana menjadi semakin canggung, Tuan Kim memulai pembicaraan seriusnya.

“Kau mencintai Ji Won?”

Seo Joon langsung terbatuk begitu mendengar pertanyaan Tuan Kim, bibirnya ingin sekali menyangkalnya tapi hatinya tidak ingin. Ia sudah jatuh cinta pada wanita itu sejak pertama kali bertemu. “Sangat.”

“Wae?”

Seo Joon tersenyum, “Aku juga tidak tahu kenapa bisa sangat mencintai Ji Won, bukankah jatuh cinta tidak perlu syarat?”

“Ck, itu bukan jawaban yang tepat untukku.”

Seo Joon kembali tersenyum, “Karena dia seorang Kim Ji Won. Gadis tercantik yang pernah aku temui dan gadis yang memiliki senyum hangat. Aku merasa nyaman disisinya, belajar banyak hal ketika bersamanya dan ia begitu mengagumkan.”

Tuan Kim ikut tersenyum, “Kurasa juga begitu, apa rencanamu untuk putriku?”

Seo Joon melangkahkan pion kudanya membentuk huruf L, “Aku ingin bersamanya abeoji, setiap hari, setiap waktu di sisa hidupku.”

Tuan Kim mengarahkan matanya pada Seo Joon, “Kau sudah melamarnya?”

Seo Joon menggeleng, Aniyeo aboji, aku ingin meminta izin dari anda terlebih dahulu.”

Wae?”

“Ji Won selalu berkata, dia sangat menyayangi anda. Apapun yang anda lakukan untuknya pasti yang terbaik untuk dirinya.”

Tuan Kim tersenyum dan Seo Joon ikut tersenyum ketika melihat setetes air mata yang menghiasi wajah tampan pria berusia kepala 6 tersebut.

Uri Ji Won, aish.. gadis itu.” desahnya sambil menghapus setetes air di sudut matanya, “Kau bisa membahagiakanya?”

Seo Joon tersenyum dengan pandangan yang mantap, “Pasti.”

“Kuijinkan kau untuk membahagiakannya.” Tuan Kim tersenyum pada Seo Joon, membuat Seo Joon ikut tersenyum dan detik itu juga perasaan gugup serta rasa takut menguap begitu saja.

“Ye, gamsahamnida abeoji.”

Tuan Kim tertawa lalu mengambil gelas anggur dan melakukan toast bersama calon menantunya ini, ia memang sudah lama menyukai sikap Seo Joon yang selalu ada disaat Ji Won membutuhkannya. Seo Joon tidak berubah sejak pertama kali mereka kenal, ia selalu menomor satukan Ji Won. Membuatnya cemburu karena selama 18 tahun membesarkan Ji Won, ia selalu di nomor satukan. Tapi, ketika anak perempuannya itu mengenal Seo Joon posisinya sudah tergeser. Seo Joon memprioritaskan anak perempuannya dalam hal apapun dan ia mengaguminya, seorang Park Seo Joon adalah lelaki tepat untuk putrinya.

“Cepat jalankan pionmu.” Ucapnya pada Seo Joon.

Seo Joon tersenyum setelah berhasil meneguk wine kedua, Mian abeoji, tapi sejak tadi permainan ini sudah skak-mat…”

“Mwo?”

Tuan Kim terkejut ketika untuk kedua kalinya ia dikalahkan dalam hal bermain catur setelah Park Hae Jin tujuh bulan yang lalu mengalahkannya, ia semakin kaget ketika melihat Seo Joon sudah tak sadarkan diri dihadapannya.

Aigoo, anak ini.”

Ji Won datang sambil membawakan oleh-oleh yang ia bawa untuk Appa-nya, tapi hal sesungguhnya adalah ia ingin melihat apa yang Appa dan Seo Joon lakukan.

Appa, aku membawa sushi untuk…” Ji Won terdiam begitu melihat Seo Joon sudah tidak sadarkan diri,Appa.. kau memberinya alkohol?” tanyanya.

“Hanya white wine, wae?”

Ji Won memasang wajah kecewanya, Appa.. sudah kubilang jangan minum alkohol, pria satu ini tidak bisa minum alkohol.”

Aigoo~ Appa tidak tahu, dia bahkan sudah minum 2 gelas.”

Ji Won memukul keningnya, jika 1% alkohol sudah membuatnya tertidur selama 1 jam. Itu berarti dengan kandungan alkohol yang mencapai 10%, Seo Joon akan tertidur selama kurang lebih 10 jam.

Seo Joon tersenyum bahagia melihat Ji Won tengah tertidur disampingnya, ia tidak ingat bagaimana ia bisa berada di kamar Jong Hyun. Mengetahui Ji Won berada disampingnya sudah membuat hatinya bahagia, ia menggapai tangan Ji Won-nya. Mengusapnya dengan lembut dan memikirkan pernikahan secepatnya untuk menjadikan Ji Won sebagai miliknya. Dalam otaknya ia menghitung waktu senggang yang dimiliki oleh keduanya dalam bekerja di rumah sakit, dan ia tersenyum mengingat jika bulan depan ia bisa mengajukan cuti berlibur.

“Saranghae, Ji Won~ah. Neomu saranghae..” ungkapnya sambil mencium kening Ji Won dengan cukup lama.

*#*#*#*

jjang >w<
baru update setelah 3 minggu, kkk~
Happy Reading 😀

with love
-Dewi Sandra-

Leave a comment